Fucking Hariadhi
"Awakmu iso mbayangno ndak, nek wong visual terus moro-moro duwe kemampuan verbal?”
Terjemahan:
”Bisakah kamu membayangkan, seorang dengan kemampuan visual tiba-tiba memiliki kemampuan verbal?”
Kalimat tersebut pertama kali saya ungkapkan pada suami yang notabene orang visual yang kebetulan sekali juga lumayan terbiasa menulis.
Sebagai istri seorang desainer grafis, saya akan mafhum sekali jika orang-orang yang memiliki kecenderungan visual memerlukan ruang untuk beradaptasi dengan hal-hal verbal, dan manakala hal tersebut dapat mereka kuasai akan sangat wajar jika glorifikasi menjadi mutlak diperlukan sebagai wujud eksistensi pemahaman akan hal baru.
Hariadhi salah satunya, saya hanya kenal nama dan CV yang dikirim melalui group Whatsapp “The Writers” asuhan Budiman Hakim dan Asep Herna. Kesibukan sebagai seorang proletar membuat saya melewatkan informasi jika mulai 24 Oktober 2019 beliau ini akan menjadi pengajar tamu (begitu kira-kira om Bud memperkenalkannya).
Yang menarik dan membuat saya mengumpat kepada pengajar tamu ini, adalah pertanyaan "Karir seperti apa yang saya harapkan dari ketrampilan menulis?" Saya bisa saja abai akan pertanyaan yang dia ajukan, toh tidak ada kewajiban bagi saya menjawabnya, tapi apakah benar saya bisa abai?
Jawabannya adalah saya kembali mengumpat, mengumpat karena orang baru ini menyadarkan saya bahwa selama ini, saya memiliki mimpi namun abai akan kesempatan untuk mewujudkannya. My bad.
A Freelance Copywriter, profesi ini di masa depan setidaknya bagi saya yang bermodalkan internet dan listrik (dan kemampuan menulis tentunya) adalah profesi ideal untuk perlahan lepas dari jerat kapitalis.
Disclaimer:
Fucking adalah padanan kata jancuk dalam bahasa Inggris.
Sebagai warga Surabaya, saya tentunya sangat akrab dengan kata jancuk pun dengan pelbagai penerapannya. Mungkin sebagian hanya tahu jancuk sebagai kata umpatan, jika anda salah satunya maka saya mengundang anda untuk datang dan berinteraksi dengan warga kota asuhan walikota ciamik tiada tara agar tak melulu tahu jancuk sebagai umpatan. Kadang jancuk juga ekspresi kegembiraan, kelegaan lepas dari beban dan banyak lagi.